JAKARTA -- Jangan anggap
sepele sisa makanan yang tertinggal di karang gigi. Pasalnya, sisa
makanan (plak) memberikan peluang bagi bakteri untuk berkembang biak.
Bahkan, tingginya tingkat plak di gigi ternyata berisiko penyakit
jantung dan kanker.
Sisa makanan yang biasa tertinggal di karang gigi akan masuk ke akar
gigi dan pada usia lanjut, gigi bisa tanggal. Para peneliti menemukan
adanya hubungan antara tingginya tingkat plak atau bakteri di gigi
dengan risiko kanker.
Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
penanggalan gigi, infeksi serta berbagai kasus berbahaya dan bahkan
kematian.
“Kesehatan gigi itu sangat penting, karena menyangkut kesehatan
tubuh secara menyeluruh,” kata Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter
Gigi Indonesia (PB PDGI) drg. Zaura Rini Angraeni, dalam konferensi
pers Kampanye Senyum Sehat Indonesia Kini dan Nanti di Taman Mini
Indonesia Indah (TMII), Sabtu (7/7).
Bahkan, Tim Peneliti di New York State University menunjukkan,
pengobatan terhadap penyakit periodontal (gusi bengkak) dapat
menurunkan tingkat protein dan fibrinogen, sehingga berhubungan dengan
risiko tinggi penyakit jantung.
Bakteri yang terdapat pada gusi bengkak dapat masuk ke dalam aliran
darah, lalu masuk ke organ utama yang menyebabkan adanya infeksi baru.
Penyakit ini dapat meningkatkan risiko penyumbatan arteri sehingga
berisiko memunculkan penyakit jantung maupun stroke.
“Bakteri mulut bisa masuk ke paru-paru sehingga menyebabkan infeksi,
terutama pada pasien yang mengidap penyakit paru obstruktif kronik
(PPOK), seperti kanker, jantung dan lainnya,” terang Zaura.
Para peneliti mengklaim bahwa menyikat gigi dengan tidak benar dan
bersih dapat meningkatkan risiko kematian prematur akibat kanker.
Dijelaskan, ada hubungan antara tingginya tingkat plak atau bakteri
gigi dengan kematian akibat kanker.
Terlalu banyak bakteri pada permukaan gigi dan gusi menyebabkan
peningkatan risiko kematian dini sebanyak 80 persen (mengurangi
usia hingga 13 tahun).
Adanya infeksi dan inflamasi sebagai penyebab satu dari lima penyakit
kanker. Infeksi dan inflamasi juga merupakan elemen kunci dalam
penyakit gusi yang disebabkan plak gigi.
Selain itu, penyakit gusi juga menyebabkan bau mulut dan gusi berdarah.
Jika tidak diobati akan menyebabkan gigi berlubang, gusi surut dan
ompong karena plak mengendap di antara gigi dan gusi.
Selain permasalah kesehatan gigi dan mulut, seperti gigi berlubang dan
karang gigi, gigi sensitif juga menjadi keluhan yang tidak bisa
dihindari.
“Gigi sensitif terjadi ketika gigi bersentuhan dengan makanan panas
dan dingin yang merupakan penyebab salah satunya,” kata Zaura.
Kemudian, pembusukan gigi (karies) juga bisa dijumpai ketika seseorang
malas untuk menggosok dan memelihara kesehatan gigi. Karies gigi
merupakan penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini
salah satu penyebab gigi berlubang.
Professional Relations Manager Oral Care PT Unilever Indonesia drg.
Ratu Mirah Afifah mengatakan, penyakit gigi dan mulut sangat mudah
dicegah.
Pencegahannya relatif mudah serta murah. Namun sangat disayangkan,
masih sangat kecil awareness masyarakat terhadap permasalahan gigi
yang banyak menimbulkan penyakit organ lainnya.
“Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri,
penanggalan gigi, infeksi serta berbagai kasus berbahaya bahkan
kematian. Kesehatan gigi itu sangat penting, karena menyangkut juga
kesehatan tubuh secara menyeluruh,” terangnya.
Sebab, karang gigi yang telah bertahun-tahun berkerak dan telah
mengakar dalam pockets gigi (kantong gigi patologis). Bahkan,
pemakaian obat kumur yang diklaim bisa mengatasi bau mulut, harus
mulai dibatasi pemakaiannya.
Pasalnya, penggunaan obat kumur dalam jangka waktu panjang ternyata
berisiko pada kanker mulut. Namun, banyak pula yang merekomendasikan
obat kumur untuk mengobati infeksi dan peradangan mulut.
Tim peneliti yang terdiri dari para dokter gigi dari University of
Queensland dan University of Melbourne di Australia memperingatkan,
risiko kanker mulut akan lebih berdampak pada mereka yang memiliki
gaya hidup tidak sehat.
Hasil penelitian menyebutkan, di antara mereka yang menggunakan obat
kumur berbahan dasar alkohol, risiko kanker mulut akan meningkat
hingga sembilan kali lipat pada mereka yang perokok.
Bagi mereka peminum alkohol, risiko akan meningkat hingga lima kali
lipat. Sementara bagi pengguna obat kumur yang bukan peminum dan
perokok, risiko tersebut hanya berada di bawah angka lima kali lipat.
“Pergi ke dokter gigi untuk diangkat plak gigi menggunakan alat
tertentu, serta harus rajin menyikat gigi minimal dua kali sehari,”
kata Zaura kepada Rakyat Merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar