Jakarta, Vagina adalah organ wanita yang sangat
sensitif dan memerlukan perawatan yang tepat agar tetap nyaman dan
sehat. Perawatan vagina yang salah hanya akan meningkatkan risiko
terhadap infeksi dan berbagai penyakit menular seksual.
Berikut 7 kesalahan yang sering dilakukan wanita dalam merawat vaginanya, seperti dilansir everydayhealth, Rabu (8/8/12) antara lain:
1. Salah dalam mengobati infeksi pada vagina
Ketika
vagina terasa gatal dan keluar cairan vagina dalam debit yang tinggi,
kebanyakan wanita menganggap hal itu disebabkan oleh infeksi jamur dan
menerapkan krim anti jamur yang dapat diperoleh di apotek. Tetapi
kondisi tersebut dapat disebabkan oleh masalah lain.
Ada beberapa
kondisi yang paling umum terjadi pada vagina, yaitu Bacterial Vaginosis
(BV) yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri berlebih di vagina dan
trichomoniasis, infeksi menular seksual.
Kedua kondisi tersebut
dapat menyebabkan gejala serupa dengan infeksi jamur, sehingga sangat
penting untuk memastikan penyebab gatal pada vagina sebelum
mengobatinya. Jika tidak diobati, BV dapat menyebabkan penyakit radang
panggul, dan baik BV maupun trichomoniasis dapat membuat wanita lebih
rentan terhadap penyakit menular seksual.
Jangan mengobati
penyakit sebelum Anda benar-benar memastikan penyebab penyakit tersebut
agar tidak terjadi kesalahan pengobatan. Konsultasikan kondisi Anda k
dokter untuk memperoleh pngobatan yang tepat.
2. Menaburkan bedak tabur pada vagina
Kebanyakan
wanita yang menerapkan bedak tabur atau bedak bayi pada daerah di
sekitar vagina beralasan bahwa hal tersebut dapat membuat vaginanya
lebih segar. Hal ini sebenarnya tidak berbahaya karena hanya persoalan
kebersihan saja.
Tetapi menurut penelitian yang dipresentasikan
pada pertemuan tahunan American Association for Cancer Research tahun
2011, kebiasaan tersebut dapat meningkatkan risiko kanker ovarium
invasif hingga sekitar 30 persen.
Penggunaan jangka panjang dari
bedak tabur pada vagina akan meningkatkan risiko 2 kali hingga 3 kali
lipat. Peneliti berspekulasi bahwa bedak bisa menyebar ke saluran
kelamin dan menciptakan reaksi inflamasi.
Untuk mencegah risiko
tersebut, lebih baik hindari pemakaian bedak tabur pada vagina. Jika
daerah di sekitar vagina Anda sangat rentan terhadap keringat, gunakan
pakaian katun dan hindari memakai celana terlalu ketat.
3. Terlalu sering mengenakan panty liner
Terlalu
sering menggunakan panty liner juga dapat menyebabkan infeksi dan
iritasi oleh bakteri atau jamur. Panty liner didukung oleh bahan plastik
di bagian bawahnya yang mencegah udara mengalir dengan bebas sehingga
menahan panas dan keringat.
Selain itu, gesekan konstan antara
vagina dan panty liner dapat menyebabkan iritasi vulva. Bila Anda tetap
ingin menggunakannya dengan alasan cairan vagina yang berlebihan,
gantilah panty liner setidaknya setiap empat jam.
4. Melupakan latihan kegel
Latihan
kegel sangat diperlukan untuk selama hamil atau setelah melahirkan
untuk mengencangkan otot vagina. Lakukan latihan kegel secara rutin,
karena melupakan latihan dapat meningkatkan risiko inkontinensia di
kemudian hari.
Inkontinensia adalah ketidakmampuan mengandalikan
pembuangan air seni, yang lebih mungkin menyerang wanita di usia yang
lebih tua. Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh University of
Washington, inkontinensia urin mempengaruhi lebih dari 40 persen wanita
berusia 40 tahun dan hampir separuh dari semua wanita di atas usia 50
tahun.
Masalah terjadi ketika otot-otot di daerah panggul menjadi
lemah karena masalah seperti kehamilan, melahirkan, menopause, atau
berat badan yang berlebihan, sehingga dapat menyebabkan kebocoran urin
ketika sedang berolahraga, batuk, atau tertawa.
Latihan kegel
dapat memperkuat otot-otot vagina yang lemah dan mencegah atau
memperbaiki gejala. Lakukan latihan sebanyak tiga set 12 sampai 15 kali
dalam sehari.
5. Anda mengabaikan siklus menstruasi
Waspadalah
jika siklus mentruasi menjadi lebih berat dari biasanya atau lebih
sering, seperti terjadi setiap 2 minggu, dan pendarahan di antara
periode menstruasi atau setelah bercinta. Perdarahan berat dapat menjadi
tanda tumbuhnya tumor jinak dalam rahim, anemia, masalah hormon seperti
sindrom ovarium polikistik, atau kanker rahim.
Jangan
mengabaikan siklus menstruasi Anda dan konsultasikan dengan dokter
sesegera mungkin jika Anda menemukan hal yang tidak biasa terjadi selama
menstruasi.
6. Melewatkan pemakaian kondom
Orang
dewasa di atas usia 40 tahun kadang melewatkan penggunaan kondom ketika
berhubungan dengan alasan tidak lagi berisiko terhadap kehamilan di
luar rencana. Tetapi dengan melewatkan kondom berarti Anda juga
melewatkan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
Penyakit
seperti klamidia dan sifilis terus meningkat di antara orang di atas
usia 40 tahun, yang disebabkan tidak adanya pengaman ketika berhubungan
seks. Bisa jadi pasangan telah tertular penyakit menular seksual karena
bergonta-ganti pasangan atau kontaminasi jarum suntik.
7. Menghindari pemeriksaan dokter
Menurut
pedoman terbaru dari American College of Obstetricians dan
Gynecologists, perempuan usia 30 tahun dan lebih tua harus menjalani tes
Pap setiap 3 tahun sekali. Tapi Anda juga harus mendapatkan pemeriksaan
tahunan terhadap kondisi rahim, payudara, dan panggul untuk membantu
mendeteksi masalah kesehatan serius seperti kanker, kista ovarium, dan
fibroid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar