Jakarta, Sebagian besar calon ibu tentu telah
menyiapkan diri untuk melewati proses persalinan. Tetapi proses
persalinan tidak berlangsung dengan mudah dan banyak hal-hal tak terduga
yang perlu Anda ketahui dan persiapkan sebelumnya.
Berikut 6 hal tak terduga yang terjadi selama proses persalinan, seperti dilansir mom.me, Kamis (16/8/12):
1. Melahirkan tanpa pembiusan epidural
Pembiusan
epidural atau pembiusan regional biasanya dilakukan untuk mengurangi
rasa sakit akibat kontraksi ketika melahirkan. Pada kelahitan normal,
pembiusan epidural dilakukan saat bukaan 4 sampai 5 cm dan pada
kelahiran dengan operasi caesar, epidural dilakukan sebelum operasi
dilakukan.
Tetapi jika seorang ibu memiliki trombosit yang
rendah, dokter mungkin tidak akan melakukan pembiusan epidural. Selain
itu, jika terjadi pendarahan pada bukaan kurang dari 4 cm, bius epidural
juga tidak boleh diberikan.
Pembukaan dan persalinan yang
terlalu cepat juga tidak memungkinkan untuk diberikan bius epidural
karena memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan pembiusan
epidural yaitu sekitar 20 menit dan hanya berlaku selama 10 sampai 20
menit.
2. Bius epidural tidak bekerja
Ketika
proses persalinan, wanita mungkin akan mengalami kondisi dimana obat
bius epidural yang diterapkan tidak bekerja secara efektif. Bius
epidural tersebut kadang dapat bergerak atau tidak merata dan
menyebabkan nyeri di salah satu sisi panggul.
Dokter akan
membantu Anda mengatasi hal ini dengan memberikan bantuan terhadap
nyeri, meningkatkan obat, menambahkan obat tambahan melalui infus atau
bahkan mengulangi epidural.
3. Monitor jantung bayi menunjukkan sinyal bahaya
Sebuah
monitor jantung dipasang untuk melacak detak jantung bayi sebelum
proses persalinan untuk mengetahui kondisi dan perubahan detak jantung
bayi yang mungkin mengindikasikan keadaan bayi yang serius.
Jika
monitor tersebut berbunyi, mungkin disebabkan karena aliran darah bayi
tidak mengalir dengan lancar atau bahwa plasenta tidak bekerja dengan
baik karena hipertensi, diabetes, cairan rendah, anemia ibu atau
abrupsio plasenta. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa bayi sedang dalam
kesulitan dan detak jantungnya melemah.
Dokter akan bergegas
memberikan tindakan pertolongan jika hal ini terjadi. Tetapi biasanya
detak jantung bayi akan kembali normal pada waktu yang tidak terlalu
lama dan hal ini tentu cukup membuat panik sang ibu.
4. Anda perlu menjalani kelahiran caesar
Ketika
proses persalinan tidak juga mengalami kemajuan, bayi dalam posisi
sungsang atau kepala atau badan bayi terlalu besar untuk jalan lahir,
Anda mungkin perlu menjalani operasi caesar.
Persiapkan diri
terhadap kemungkinan untuk menjalani operasi caesar sejak dini dan
bacalah informasi yang berhubungan dengan masa sebelum dan setelah bedah
caesar.
5. Bius total pada saat operasi caesar
Mayoritas
proses persalinan caesar dilakukan dengan blok spinal atau epidural
sehingga Anda dapat tetap terjaga selama operasi. Tetapi jika situasi
memburuk, terkadang diperlukan anestesi karena kondisi seperti kurangnya
waktu, tali pusar memasuki jalan lahir terlebih dahulu atau terjadinya
abrupsio plasenta.
Anestesi total ini umumnya jarang terjadi,
tetapi jika hal teresebut harus terjadi, Anda mungkin tidak dapat
mengingat apa yang terjadi hingga 20 sampai 60 menit pertama setelah
operasi. Anesetesi tersebut juga dapat menyebabkan seseorang lebih lelah
dan gugup dibandingkan proses pembiusan regional dengan blok spinal
atau epidural.
6. Keluarnya kotoran selama proses melahirkan
Melahirkan
adalah proses yang berantakan karena keluarnya darah, cairan tubuh dan
bahkan kotoran yang mungkin dapat membuat Anda terkejut. Mungkin tampak
memalukan ketika dalam proses melahirkan juga keluar kotoran buang air
besar di meja persalinan.
Tetapi para dokter dan staf yang
membantu proses persalinan telah menghadapi hal ini berulang kali,
sehingga Anda tidak perlu malu. Bius epidural kadang juga menyebabkan
ibu merasa mual dan muntah saat melahirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar