Jakarta, Kebahagiaan memang tak dapat diukur dari
materi, tapi kebanyakan orang tetap berlomba-lomba mengejar dan menumpuk
materi untuk menjamin kebahagiaannya. Orang-orang yang terobsesi dengan
uang dan materi ini disebut materialistis atau matre. Sifat ini
ternyata bisa disebabkan karena masa kecil yang kurang bahagia.
"Anak-anak
yang kurang puas dengan kehidupannya lebih rentan percaya terhadap
iklan yang menunjukkan bahwa harta bisa meningkatkan kebahagiaan. Anak
yang kurang bahagia tak hanya menderita masalah harga diri, tetapi juga
cenderung tumbuh menjadi materialistis," kata peneliti, Suzanna Opree
seperti dilansir Medical Daily, Kamis (23/8/2012).
Opree
menggelar penelitian yang mensurvei 466 anak-anak dan tanggapannya
terhadap pertanyaan mengenai materialisme. Misalnya anak diminta
menjelaskan berapa banyak kekayaan yang dimiliki dibandingkan anak-anak
lain, bahagiakah ia dengan kehidupannya, rumah, orangtua, teman, sekolah
dan dirinya sendiri secara keseluruhan.
Selain itu, para
peneliti juga memperhitungkan paparan iklan dan mengukur seberapa
seringkah anak-anak menonton acara televisi yang menampilkan banyak
iklan. Peneliti kemudian menganalisis pengaruh materialisme terhadap
kepuasan hidup atau sejauh apa seorang anak merasa bahagia terhadap
hidupnya berdasarkan paparan iklan.
Hasil penelitian yang dimuat jurnal Pediatrics
menunjukkan bahwa kepuasan hidup mempengaruhi sifat materialisme,
tetapi hanya jika anak-anak sering menonton iklan. Makin bahagia seorang
anak, maka ia akan makin kurang materialistis. Sedangkan anak yang
kurang bahagia lebih cenderung menjadi materialistis.
Opree yakin
bahwa kecenderungan ini sangat berhubungan dengan pesan-pesan iklan
yang seolah-olah mengatakan bahwa dengan membeli produk ini akan membuat
bahagia atau membuat jadi lebih populer. Apalagi anak-anak zaman
sekarang dibombardir dengan banyak iklan.
Diperkirakan jumlah
iklan untuk anak-anak setiap tahun bervariasi dari 10.000 iklan di
Inggris sampai 40.000 iklan di Amerika Serikat. Sayangnya belum
diketahui berapa banyak jumlah iklan untuk anak-anak di Indonesia setiap
tahunnya.
Opree menyarankan kepada orangtua untuk membantu
anak-anak agar berfokus pada sumber kebahagiaan selain uang, misalnya
cinta, persahabatan dan permainan. Hal ini penting untuk mengurangi
pengaruh iklan karena anak-anak yang materialistis cenderung menjadi
kurang bahagia di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar