Jakarta, Ketika ada orang marah-marah, penyakit yang
sering dikaitkan adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Padahal
hipertensi tak selalu membuat orang jadi pemarah, malahan ada gangguan
kesehatan lain yang lebih mempengaruhi temperamen.
Beberapa
penyakit yang bisa meningkatkan agresivitas baik karena proses
pengobatan maupun efek penyakitnya sendiri adalah sebagai berikut,
seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (22/8/2012).
1. Hipertiroid
Diperkirakan
1 dari 100 perempuan yang mengidap overactive thyroid atau hipertiroid
juga mengalami perubahan mood atau suasana hati. Peningkatan denyut
jantung serta temperatur tubuh akibat produksi tiroid yan berlebih
membuat orang jadi lebih mudah marah.
2. Kelebihan kolesterol
Sekitar
7 juta pengidap hiperkolesterolemia atau kelebihan kolesterol di
Inggris jadi lebih pemarah saat mengonsumsi statin, sejenis obat
pengontrol kolesterol. Para ahli menduga, kolesterol yang turun mendadak
membuat produksi serotonin atau hormon senang ikut berkurang.
3. Diabetes
Hipoglikemia
atau turunnya kadar gula darah di bawah normal sering dialami penderita
diabetes atau kencing manis, baik tipe 1 maupun 2. Berkurangnya kadar
gula mempengaruhi fungsi otak, yang salah satu efeknya adalah
peningkatan temperamen, kemarahan, bingung dan serangan panik.
4. Depresi
Gangguan
kejiwaan ini menyebabkan produksi serotonin, yakni salah satu hormon
pemicu rasa senang berkurang. Efeknya bisa sangat bervariasi, mulai dari
kaki yang tidak bisa diam, insomnia dan juga termasuk marah-marah tanpa
ada sebab yang jelas.
5. Alzheimer
Seseorang
khususnya lansia yang sudah mulai pikun karena terserang Alzheimer
biasanya jadi lebih sensitif dan mudah tersinggung. Perubahan struktur
otak terutama di bagian frontal lobe menyebabkan emosi lebih sulit
dikendalikan dibandingkan saat masih muda.
6. Pembengkakan hati
Istilah
atau ungkapan 'berbesar hati' sering diartikan sebagai sifat sabar,
namun hati yang besar karena mengalami sirosis atau pembengkakan sangat
jauh dari sifat tersebut. Menurut penelitian, sirosis hati bisa memicu
kondisi yang disebut hepatik enselopati dan bisa mengubah kepribadian.
7. Epilepsi
Pengidap
epilepsi bisa mendadak marah-marah setelah mengalami serangan kejang.
Diyakini, gejala yang bisa berlangsung hingga beberapa menit atau bahkan
berhari-hari itu terjadi karena sirkuit saraf di otak mengalami
gangguan selama kejang-kejang.
8. PMS (Pre Menstrual Syndrome)
Sudah
bukan hal yang aneh jika dalam satu hari di dalam setiap bulannya
seorang perempuan jadi lebih sensitif, mudah tersinggung atau
marah-marah. Tidak diketahui pasti apa penyebabnya, namun hal itu sering
terjadi menjelang menstruasi.
9. Insomnia
Untuk
mengobati insomnia atau susah tidur, dokter sering meresepkan
benzodiasepine yang juga merupakan obat mengatasi kegelisahan. Salah
satu efek sampingnya adalah penurunan fungsi otak, yang membuat sekitar 1
persen pasien jadi lebih agresif.
10. Penyakit Wilson
Kelainan
genetik yang menyerang 1 dari 30.000 orang ini menyebabkan penumpukan
logam berat di otak dan hati. Penumpukan yang terlalu banyak di otak
bisa menyebabkan kerusakan, salah satunya yang sering dilaporkan adalah
memicu perubahan kepribadian jadi lebih pemarah.
11. Stroke
Kerusakan
saraf otak sangat sering terjadi setelah serangan stroke. Jika
kerusakan tersebut terjadi di bagian frontal lobe, maka kemampuan
seseorang untuk mengontrol rasa empati, emosi dan juga agresi bisa
sangat berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar