Kamis, 19/07/2012 11:01 WIB
Jakarta, Saat ini bukan hanya pria saja yang
mendominasi dunia kerja, melainkan jumlah wanita bekerja dengan karir
yang tinggi juga makin banyak. Para wanita karir sebaiknya jangan
terlalu sering membiarkan dirinya mengalami stres akibat pekerjaan,
sebab dapat berakibat serius bagi kesehatan jantung.
Wanita yang
mengalami stres tinggi akibat pekerjaan memiliki kemungkinan 67 persen
lebih tinggi mengalami serangan jantung dan 38 persen lebih mungkin
mengalami tekanan darah tinggi atau stroke dibandingkan wanita yang
tidak terlalu stres.
Kesimpulan ini diperoleh lewat penelitian yang dimuat jurnal PLoS ONE.
Menggunakan data penelitian terhadap lebih dari 22.000 orang wanita
yang berprofesi di bidang kesehatan, peneliti melacak kondisi kesehatan
peserta selama 10 tahun.
"Stres yang kita bicarakan di sini
adalah stres yang melebihi kapasitas tubuh dan tidak dapat dikelola
dengan tepat," kata peneliti, Dr Michelle Albert dari Brigham and
Women's Hospital di Boston seperti dilansir Myhealthnewsdaily.com, Kamis (19/7/2012).
Penelitian
ini menegaskan apa yang telah ditemukan penelitian sebelumnya, yaitu
stres di tempat kerja memiliki pengaruh besar bagi kesehatan. Namun
dengan memiliki kontrol atas pekerjaan, maka stres yang diakibatkan
oleh pekerjaan tersebut dapat ditekan dampaknya.
"Temuan kami
menunjukkan bahwa wanita yang bisa mengontrol pekerjaannya masih
mengalami stres yang tinggi sehingga meningkatkan risiko terhadap
kesehatan jantungnya. Temuan ini bertentangan dengan temuan sebelumnya
yang menunjukkan bahwa memiliki kontrol terhadap pekerjaan membantu
mengurangi stres," kata Albert.
Kontrol yang besar terhadap
pekerjaan menggambarkan pencapaian kewenangan di tempat kerja, misalnya
menempati posisi manajemen atau eksekutif. Meningkatnya risiko
kesehatan ini mungkin disebabkan karena meningkatnya beban stres akibat
pekerjaan, mengingat hanya segelintir wanita saja yang menempati posisi
tersebut sehingga bingung dengan tugas-tugasnya.
Temuan yang
mengejutkan adalah ternyata kepuasan kerja berdampak kecil terhadap
risiko serangan jantung atau penyakit kardiovaskular. Temuan ini
bertentangan dengan beberapa penelitian sebelumnya.
"Nampaknya
ketidakpuasan di tempat kerja telah menjadi hal yang lumrah. Banyak
orang berharap tidak bekerja di perusahaan yang sama sepanjang
karirnya," kata Rudy Fenwick, profesor sosiologi di University of Akron
di Ohio yang tidak terlibat dalam penelitian.
Karena banyaknya
sampel yang diteliti, Fenwick menganggap penelitian baru ini cukup
komprehensif dan dilakukan dengan baik. Meskipun kebanyakan peserta
penelitian berkulit putih, hasilnya mungkin berlaku untuk kelompok lain
juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar