Kamis, 12 Juli 2012

Sindrom Brugada


Sindrom Brugada adalah gangguan irama jantung berpotensi mengancam nyawa. Sindrom ini ditandai dengan detak jantung yang abnormal khusus dan disebut dengan tanda Brugada, yang hanya dapat dideteksi oleh tes elektrokardiogram. Sindrom Brugada jauh lebih umum terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Penyakit ini jarang didiagnosis pada anak-anak. Sindrom Brugada disebabkan oleh gangguan pada jantung. Setiap detak jantung dipicu oleh impuls listrik yang dihasilkan oleh sel khusus di ruang atas kanan jantung Anda. Sindrom ini menyebabkan jantung tidak memompa secara efektif. Akibatnya, tidak cukup darah yang beredar ke seluruh tubuh. Sindrom Brugada biasanya diwariskan, tetapi juga dapat terjadi karena kelainan struktural dalam hati Anda, ketidakseimbangan dalam bahan kimia yang membantu mengirimkan sinyal listrik melalui tubuh Anda, efek dari obat resep tertentu atau penggunaan kokain. Tanda paling penting atau gejala dari sindrom Brugada adalah pola abnormal pada elektrokardiogram (EKG) yang disebut tanda Brugada. Sebuah tanda Brugada adalah pola denyut jantung yang ditemukan pada tes irama jantung Anda (elektrokardiogram, atau EKG). Anda tidak bisa merasakan tanda Brugada kecuali dideteksi dengan EKG. Tetapi beberapa orang yang menderita sindrom Brugada juga menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: 1. Denyut jantung tidak teratur 2. Serangan jantung mendadak 3. Pingsan. Pengobatan sindrom Brugada biasanya menggunakan perangkat medis yang disebut cardioverter defibrillator. Perangkat tersebut dipasang pada penderita kelainan jantung yang berisiko mengalami kematian mendadak karena serangan jantung. Perangkat kecil tersebut terus menerus memonitor irama jantung Anda dan memberikan sengatan listrik bila diperlukan untuk mengontrol detak jantung yang abnormal. Prosedur untuk menanamkan cardioverter defibrillator membutuhkan rawat inap selama satu sampai dua hari. Sumber: MayoclinicSindrom Brugada adalah penyakit genetik yang ditandai dengan peningkatan risiko kematian mendadak. Sindrom ini dinamakan oleh kardiolog Pedro dan Joseph Brugada dari Spanyol pada 1992. Penyakit ini kemungkinan besar menjadi penyebab Kematian mendadak saat tidur (KMST) atau sudden and unexpected nocturnal pada pria muda di wilayah Asia Tenggara.

Penyebab kematian dalam sindrom Brugada adalah ventrikel fibrilasi (kondisi di mana terdapat tidak terkoordinasi kontraksi otot jantung dari ventrikel di jantung). Pada kasus ini Otot ventrikel berkedut secara acak dan tanpa koordinasi sehingga ventrikel gagal untuk memompa darah ke dalam arteri dan masuk ke sirkulasi sistemik.

Dalam banyak kasus yang terjadi di Asia Tenggara, sindrom ini lebih banyak menyerang laki-laki dengan umur rata-rata 30-50 tahun. Di Indonesia, sindrom maut ini dilaporkan pertama kali oleh Dr Muhammad Munawar SpJP tahun 2002, dimuat di Jurnal Kardiologi Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar