Jumat, 20 Juli 2012

Kacang-kacangan Dapat Menurunkan Risiko Kanker Hati

Jumat, 20/07/2012 13:29 WIB 

Jakarta, Kasus kanker hati kini sedang meningkat di seluruh dunia dan menurunkan kualitas hidup, bahkan bisa memicu kematian. Menurut penelitian terbaru, vitamin E yang banyak terkandung dalam kacang-kacangan dapat mengurangi risiko kanker hati.

Hati merupakan organ yang memiliki beban yang berat karena harus melakukan 300 fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut mulai dari metabolisme kolesterol dan glukosa, membersihkan bahan kimia berbahaya dalam tubuh, hingga mengatasi racun yang masuk melalui makanan.

Para peneliti dari Cina menerbitkan penemuannya dalam Journal of National Cancer Institute, yang menunjukkan bahwa tingginya konsumsi vitamin E baik dari suplemen makanan atau vitamin dapat menurunkan risiko kanker hati. Vitamin E adalah nutrisi lemak larut yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker tertentu akibat kerusakan mutasi pada DNA manusia.

Seperti dilansir naturalnews, Jumat (20/7/2012), studi tersebut bertujuan untuk menentukan hubungan sebab akibat antara asupan vitamin E dan kanker hati dengan menganalisa data dari 132.837 orang di Cina. Peneliti mengumpulkan informasi mengenai frekuensi makan, jenis makanan yang dikonsumsi dan apakah peserta mengambil suplemen vitamin atau tidak.

Peneliti menganalisis risiko kanker hati dengan membandingkan peserta yang memiliki asupan tinggi vitamin E dengan peserta yang memiliki asupan vitamin E yang rendah. Hasilnya adalah orang yang memenuhi asupan vitamin E dari makanan terutama kacang-kacangan, maupun suplemen vitamin E dikaitkan dengan penurunan risiko kanker hati.

Vitamin E terdiri dari 8 isomer berbeda yang dikenal dengan tocotrienol dan tokoferol yang baik untuk fungsi hati. Pastikan untuk melengkapi kebutuhan vitamin E sebanyak 400 sampai 800 IU setiap hari untuk mendapatkan manfaat penurunan risiko terhadap kanker hati dan penyakit kronis lainnya.
Aspergillus ditemukan di dalam tanah, vegetasi yang membusuk, jerami dan biji-bijian yang memburuk. The most favorable conditions are high temperature, such as that along the equator where Brazil nuts are grown, and environments with high-moisture content. Kondisi yang paling menguntungkan adalah suhu tinggi, seperti yang di sepanjang khatulistiwa di mana kacang Brazil tumbuh, dan lingkungan dengan kelembaban tinggi konten. They can also colonize and contaminate grains that are damaged by drought, which lowers the barrier to entry into the plant. Mereka juga dapat menjajah dan mencemari biji-bijian yang rusak akibat kekeringan, yang menurunkan penghalang untuk masuk ke pabrik. Tree nuts are among the crops most frequently affected. Kacang pohon adalah salah satu tanaman yang paling sering terkena.
Aflatoxins are metabolized by the liver to a reactive epoxide called aflatoxin M1, which damages DNA, particularly the gene that causes liver tumors. Aflatoksin dimetabolisme oleh hati ke epoksida reaktif disebut aflatoksin M1, yang DNA kerusakan, terutama gen yang menyebabkan tumor hati. A high level of aflatoxin exposure, called aflatoxicosis, can produce necrosis of the liver, which can result in damage leading to cirrhosis or liver cancer. Tingkat tinggi paparan aflatoksin, yang disebut aflatoxicosis, dapat menghasilkan nekrosis hati, yang dapat mengakibatkan kerusakan yang mengarah ke sirosis atau kanker hati. Another strain of aflatoxin, B1, is considered by the International Agency for Research on Cancer (IARC) as a carcinogenic (cancer-causing) agent. Lain strain aflatoksin, B1, dianggap oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) sebagai agen (penyebab kanker) karsinogenik.
Humans are thought to have a high tolerance for aflatoxin exposure and rarely succumb to acute aflatoxicosis. Manusia dianggap memiliki toleransi yang tinggi untuk paparan aflatoksin dan jarang menyerah pada aflatoxicosis akut. Those who may be particularly sensitive to the toxin are children, people with poor nutritional status, and those who are infected with the Hepatitis B (HBV) virus. Mereka yang mungkin sangat sensitif terhadap toksin adalah anak-anak, orang dengan status gizi buruk, dan mereka yang terinfeksi virus Hepatitis B (HBV). Symptoms of aflatoxicosis include vomiting, abdominal pain, pulmonary and cerebral edema, and convulsions. Gejala aflatoxicosis meliputi muntah, sakit perut, edema paru dan otak, dan kejang.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar