Salah satu penyakit yang banyak diidap masyarakat sekarang ini adalah Diabetes Mellitus (DM).
Penderita DM bisa berasal dari berbagai lapisan umur, sosial dan
ekonomi. Pada orang yang berusia lanjut, gejalanya ditandai dengan
sering haus, sering buang air kecil (bak), badan lemas, banyak makan,
kesemutan, kulit kering, berkeringat, gatal-gatal dsb. Bahkan terkadang
berupa luka yang tak kunjung sembuh. Bila dibiarkan tidak terkendali,
berthaun-tahun kemudian akan timbul komplikasi kronis yang berakibat
fatal, seperti munculnya penyakit jantung, terganggunya fungsi ginjal,
terjadinya kebutaan, pembusukan pada luka yang kadang memerlukan
amputasi, gangguan syaraf, strooke, impotensi pada pria, dsb. Sehingga
penderita DM memerlukan diet yang terkontrol.
Tapi bila penderita melakukan diet ketat, gula darahnya bisa turun drastis sehingga muncul serangan hipoglikemia.
Gejalanya adalah lapar, gemetar, berkeringat, pusing, dada berdebar,
dan sering koma. Kadang-kadang tubuh penderita sangat kekurangan
insulin sehingga kebutuhan energi baru terpenuhi setelah sel lemak
pecah membentuk keton. Karena senyawa ini
punya bau khas, maka urine penderita juga memiliki bau khas. Akibatnya
terjadi gejala akut seperti darah menjadi asam. Bisa juga terjadi mual,
hipotensi (tekanan darah rendah) dan shock. Gejala ini disebut ketoasidosis.
Gejala lain adalah pembekuan darah otak dan penyakit jantung koroner.
Penderita DM berpotensi 2x lebih mudah terserang penyakit ini, 17x
lebih.mudah terkena gagal ginjal, 25x lebih mudah terkena resiko
kebutaan. Juga lebih mudah terkena impotensi dibanding orang yang
normal. Bila sudah terjadi pembekuan darah di otak, penyakit berikutnya
sudah menunggu : strooke.
Selain faktor
genetik, yang menjadi penyebab penyakit ini adalah perubahan gaya
hidup, pola makan yang buruk, perubahan komposisi tubuh,penyakit
penyerta, usia lanjut, serta pemakaian obat yang rutin. Obat
hipoglikemik oral golongan daonil yang dipakai dalam jangka panjang
dapat meningkatkan intoleransi glukosa sehingga diperlukan terapi
insulin untuk penderita DM tipe 2 (DM yang disebabkan tidak
berfungsinya insulin dengan baik).
Seperti telah
diketahui, untuk membuat penyakit ini enyah dari tubuh penderita belum
ditemukan caranya. Namun untuk membuatnya tak sampai pada tahap
komplikasi, ada banyak cara. Diantaranya adalah dengan membatasi asupan
karbohidrat seperti nasi, serta menghindari makanan yang manis-manis.
Nasi bisa diganti dengan kentang yang lebih rendah kalorinya, namun
itupun tetap dalam jumlah yang terbatas. Sangat dianjurkan bagi
penderita DM ini, mengkonsumsi beras khusus untuk DM yang glicemic
index (GI) -nya rendah. Lalu perlu dilakukan olah raga secara teratur,
3-4x seminggu dengan durasi sekitar 1 jam. Meminum obat dari dokterpun
perlu selain menghindari rokok, alkohol dan stres. Beristirahat yang
cukup juga tidak kalah pentingnya. Yang lainnya lagi adalah makan
makanan yang dapat menurunkan kadar gula darah, diantaranya adalah
kacang kedelai.
Sejumlah penelitian
menunjukkan, kandungan biji kedelai mampu mengendalikan status glukosa
yang tidak menguntungkan dalam tubuh. Protein kedelai kaya akan asam
amino jenis arginin dan glisin.
Kedua asam amino dalam serealia itu merupakan komponen penyusun insulin
dan glukogen yang disekresi kelenjar pankreas. Dan yang menjadi
keunggulannya adalah protein nabati lebih aman bagi ginjal ketimbang
protein hewani. Karena itu, semakin tinggi asupan protein, sekresi
insulin dan glukogen dalam tubuh makin meningkat. Dengan meningkatnya
insulin, kadar glukosa darah akan berkurang karena sebagian akan diubah
menjadi energi.
Selain itu, polisakarida, termasuk serat pada kedelai yang mampu menekan kadar glukosa dan trigliserida postprandial dalam darah, serta menurunkan rasio insulin-glukosa postprandial.
Karena munculnya diabetes merupakan dampak dari peningkatan kadar gula
akibat kurang berfungsinya insulin, maka asupan kedelai sangat membantu
pengendaliannya. Lalu kandungan isoflavon yang tinggi pada biji kedelai
juga dapat berfungsi sebagai antioksidan, pemicu lancarnya metabolisme dan penambah sistem imun tubuh.
Bila diimbangi dengan penerapan pola hidup sehat dan tak melanggar
pantangan, merutinkan diri mengkonsumsi kedelai, tentu bisa membuat
Anda berdamai dengan penyakit DM.
Mengenai apakah
penderita DM dpt berpuasa sebulan penuh seperti bulan Ramadhan, Dokter
Reno Gustaviani dari Universitas Indonesia, mengatakan bahwa ”
sebaiknya penderita DM 1 tidak berpuasa, sedangkan penderita DM 2 boleh
berpuasa.”
Jadi bila masalah
tak berfungsinya insulin dengan baik ini sudah bisa ditangani dengan
mengkonsumsi biji kedelai, tentu tak ada masalah bagi penderita DM1
untuk berpuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar